Senin, 23 Oktober 2017

Pendakian Tik-tok Gunung Panderman



Pendakian Tik-tok Gunung Panderman

            Gunung Panderman, 10 September 2017. Nah ini adalah pengalaman pertama pendakian tik-tok atau langsung PP, dari puncak langsung turun tanpa ngecamp. Karena enggak ngecamp bawa barang seperlunya saja seperti kompor + gas, mie, kopi dan air yang cukup. Seorang pendaki gunung tanpa membawa tenda ibarat keong tanpa membawa rumahnya.

Tonton video pendakiannya di bawah ini

            Basecamp gunung panderman lokasinya mudah untuk dijangkau, dari pujon setelah melewati kampung penginapan akan menemui lampu merah pertama. Langsug belok kanan sampai bertemu perempatan belok kanan lagi, di situ kalian akan menemukan gerbang pendakian gunung panderman. Ikuti saja jalur tersebut sampai di ujung jalan, basecamp berada tepat di ujung jalan dusun Toyomerto. Jalur menuju basecamp berupa tanjakan yang curam, untuk keamanan bersama motor matic harus parkir di bawah. Sehingga masih harus berjalan kaki sejauh 2 KM dengan jalur menanjak, lumayanlah bisa buat pemanasan. Bagi yang malas buat jalan kaki menuju basecamp bisa sewa tukang ojek sampai ke basecamp.
gerbang-pendakian-gunung-panderman.jpg
Gerbang Pendakian Gunung Panderman
Matic-dilarang-naik-basecamp-panderman.jpg
Matic Dilarang Naik Basecamp Panderman
Pemandangan-kota-dari-jalur-basecamo-panderman.jpg
Selain Matic Diperbolehkan Naik Basecamp Panderman
            Dari basecamp panderman ini kita bisa memilih 2 tujuan, mau ke gunung panderman atau ke gunung buthak. Kali ini tim kukuruyuk akan mencoba menaklukan gunung panderman secara tik-tok. Tiket masuk untuk setiap pendaki masih tergolong murah yaitu Rp. 7.000,00 dan parkir RP. 10.000,00. Tiket gunung panderman untuk sekali masuk, berbeda dengan gunung lainnya yang tergantung pada jumlah hari saat kita mendaki. Gunung Panderman berada di ketinggian 2.000 MDPL, tidak terlalu tinggi lah.
 
Basecamp-pendakian-panderman.jpg
Basecamp Pendakian Gunung Panderman

Bangunan-basecamp-panderman-unik.jpg
Bangunan Gedung Basecamp Panderman Unik
Parkiran-basecamp-panderman.jpg
Parkiran Basecamp Panderman
Basecamp – Pos 1 (Latar Ombo) 35 Menit
            Pukul 11.20 pendakian  di mulai. Awal pendakian jalur masih tergolang landai, naik sedikit dari basecamp kira-kira 3 menit kita akan bertemu sungai kecil yang bisa digunakan sebagai sumber air. Ketika berjalan dan berpapasan dengan pendaki yang lain debu akah beterbangan kemana-mana, ini yang bikin pendakian agak susah. Sebelum sampai di latar ombo kita akan dihadapkan dengan tanjakan yang terjal, tapi yang tidak berani lewat tanjakan tersebut bisa memilih jalur satunya yang memutar dan akan bertemu pada titik yang sama. Setelah melewati tanjakan tersebut dan berjalan sedikit akan sampai di pos 1 Latar ombo, kenapa dinamakan latar ombo??? Mungkin karena tempat ini lokasinya luas dan landai ditengah rimbunnya hutan, inspirasinya dari situ kali. Di pos ini hanya ada 1 tenda yang tersisa ditinggal penghuninya. Pos Latar Ombo berada di ketinggian 1600 MDPL.

Jalur-berdebu-menuju-pos-latar-ombo.jpg
Awal Pendakian Sudah Disambut Debu
Pos1-latar-ombo-gunung-panderman.jpg
Pos 1 Latar Ombo
Tenda-di-Latar-ombo.jpg
Tenda Tersisa Di Latar Ombo
Pos 1 (Latar Ombo) – Pos 2 (Watu Gede) 15 Menit
            Cukuplah istirahat 5 menit dan langsung melanjutkan perjalanan. Kondisi jalur setelah Latar Ombo mulai menanjak, tetap dengan debunya yang beterbangan ketika di injak. Jalur yang menanjak dan debu cukup membuat nafas sesak. Baru berjalan sebentar sudah menemui banyak batu-batuan besar, wahh sudah mendekati pos Watu Gede berarti ini. Dan benar saja hanya 15 menit sudah sampai di Pos 2 Watu Gede. Karena banyak batu-batu yang besar, di pos ini hanya memiliki sedikit tanah lapang untuk mendirikan tenda. Kondisi di sini sepi karena tidak ada tenda sama sekali, mungkin sudah pada turun gunung. Pos Watu Gede berada di ketinggian 1730 MDPL.

Jalur-berdebu-menuju-watu-gede.jpg
Jalur Menanjak & Berdebu Menuju Watu Gede
Pos-watu-gede.jpg
Pos Watu Gede

Pos-watu-gede.jpg
Nampang Di Pos Watu Gede
Pos 2 (Watu Gede) – Puncak Basundara 1 Jam
            Kondisi fisik masih bagus, tanpa istirahat langsung saja berjalan menuju ke Puncak Basundara. Jalur menuju puncak penuh dengan tanjakan curam, lebih berat daripada yang di bawah tadi. Kondisi debu yang beterbangan juga semakin tebal menyelimuti jalur pendakian. Di depan sana terdengar teriakan-teriakan semangat, berarti masih ada pendaki yang mau naik juga. Ini yang bikin tambah semangat, tanjakan demi tanjakan dilalui kadang kala perlu agak sedikit memanjat dan berpegangan pada akar pohon. Akhirnya tugas pengejaran berhasil, kami bertemu dengan rombongan bapak-bapak pecinta trail yang juga mendaki tik-tok juga. Mereka mengajak untuk bergabung, daripada sendiri-sendiri kan lebih ramai kalau jadi satu rombongan.
 
Tanjakan-dengan-debu-tebal.jpg
Tanjakan Dengan Debu Makin Tebal
Pengejaran-rombongan-basundara.jpg
Pengejaran Rombongan Berhasil

Rombongan-tersembunyi-dalam-kabut.jpg
Rombongan Tersembunyi Dalam Kabut
             Setelah melewati tanjakan tiada henti kita akan dihadapkan di jalur yang datar dan vegetasi yang terbuka, bonuss lahh. Kondisi jalur ini sama seperti di ranu kumbolo, di sebelah kanan ada tanaman bunga yang berwarna putih bermekaran dan di sebelah kiri langsung jurang dengan kabutnya yang tebal. Mengingatkan pada ranu kumbolo saja ini, setelah melewati jalur bonus akan ada jalur menanjak sedikit dan akan sampai di Puncak Basundara. Pendakian ke puncak ini membutuhkan waktu agak lama karena bersama dengan rombongan bapak-bapak yang sering istirahat sambil bercanda.
Jalur-berbunga-menuju-puncak-basundara.jpg
Jalur Berbunga Menuju Puncak Basundara
Jalur-puncak-basundara-vs-ranukumbolo.jpg
Kondisi Jalur Puncak Basundara Hampir Sama Dengan Ranu Kumbolo
Kabut-menyelimut-jalur-menuju-puncak-basundara.jpg
Kabut Menyelimuti Jalir Menuju Puncak Basundara
            Puncak Basundara kala itu sepi, hanya ada rombongan kami saja. Kondisi seperti inilah yang bisa membuat kami tenang menikmati indahnya alam Indonesia, tanpa melihat ada orang-orang lagi pacaran dan berpegangan tangan. Ehhh kan nyesekk, padahal tujuannya mencari ketenanga jiwa dan menikmati indahnya alam Indonesia. Puncak Basundara berada di ketinngian 2000 MDPL.

Puncak-basundara-gunung-panderman-2000MDPL.jpg
Puncak Basundara Gunung Panderman 2000 MDPL
Pengibaran-bendera-puncak-basundara.jpg
Pengibaran Bendera Puncak Basundara

Puncak-basundara-gunung-panderman.jpg
Puncak Basundara Gunung Panderman
             Tidak terasa 45 Menit berlalu, setelah puas menikmati pemandangan yang ada. Jam 14.00 mulai turun melewati turunan yang terjal, perlu berpegangan pada pohon biar tidak terpeleset. Kondisi debu ketika turun lebih tebal dibandingkan waktu naik, mungkin karena kaki yang mencoba mengerem dan mencengkram tanah lebih banyak menerbangkan debu. Proses turun lebih cepat Jam 15.15 sudah sampai basecamp, hanya butuh waktu 1 Jam 15 Menit. Yang penting jangan lupa bawa turun sampahmu dan matikan api.

Jangan-lupa-mematikan-api.jpg
Jangan Lupa Mematikan Api
Jangan-lupa-bawa-pulang-sampahmu.jpg
Jangan Lupa Bawa Pulang Sampahmu
Pemandangan-pos-latar-ombo.jpg
Pemandangan Dari Pos Latar Ombo Saat Pulang

Disini akhirnya rombongan kami berpisah, mereka memutuskan untuk langsung pulang. Sambil beristirahat masak dulu lahh, karena di puncak tadi tidak sempat bikin mie. Daripada di jalan kelaparan, ya makan dulu disini sambil ngopi menikmati secangkir kehangatan di Basecamp Panderman. Selesai mengisi tenaga, saatnya pulang ke kampung halaman.

Makanan-favorit-pendaki-gunung-mie-instan.jpg
Makanan Favorit Pendaki
Memasak-di-basecamp-panderman.jpg
Sebelum Pulang Masak Dulu
Sumber-tenaga-tambahan-basecamp-panderman.jpg
Sumber Tenaga Tambahan
Ittenary Pendakian Gunung Panderman Via Dusun Toyomerto Batu
Basecamp – Pos 1 (Latar Ombo)                    : 35 Menit
Pos 1 (Latar Ombo) – Pos 2 (Watu Gede)      : 15 Menit
Pos 2 (Watu Gede) – Puncak Basundara        : 1 Jam
Total 1 Jam 50 Menit
Perjalanan turun hanya membutuhkan waktu 1 Jam 15 Menit. Waktu pendakian ini berdasarkan pengalaman mrdowdiex pribadi, jadi soal lebih cepat atau lebih lambatnya waktu pendakian tergantung kondisi fisik masing-masing dan lamanya beristirahat.